Minggu, 18 November 2018

analisa isi saluran pencernaan dan larva ikan



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
ANALISA ISI SALURAN PENCERNAN DAN LARVA IKAN
OLEH :
ARISA TRINOVIRA BARUS
1604115508
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN











LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017






                                                   I. PENDAHULUAN       
1.1. Latar Belakang
            Sistem pencernaan pada ikan tentu saja berbeda dengan hewan darat lainnya, mengingat habitatnya berbeda. Ikan merupakan hewan vertebrata yang hidup di air, baik air laut maupun air tawar. Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan Channa organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk mambantu mendapatkan makanan.
Larva adalah organisme yang masih berbentuk primitif atau belum mempunyai organ tubuh lengkap seperti induknya untuk menjadi bentuk definitif yaitu metamorfosa. Dapat disimpulkan bahwa larva adalah anak hewan avertebrata yang masih harus mengalami modifikasi menjadi lebih besar atau lebih kecil untuk mencapai bentuk dewasa. Pada periode larva, ikan mengalami dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva atau postlarva. Ciri-ciri prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transparan dengan beberapa pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor walaupun bentuknya belum sempurna.
Berdasarkan pertimbangan itulah praktikum dilaksanakan agar praktikan dapat melihat seperti apa bentuk larva ikan, dan bagian bagiannya serta bagaimana analisa saluran pencernaan pada ikan.
1.2. Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk daripada larva ikan pada fase prolarva maupun postlarva dan bagaimana urutan dalam saluran pencernaan ikan dan makanan ikan tersebut.
Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengenal lebih jauh lagi tentang identifikasi fase larva ikan yang kita amati berdasaran pengamatan dan ciri cirinya serta mengetahui apakah ikan yang di amati itu termasuk ikan yang tergolong karnivor, herbivor maupun herbivor dengan melihat kandungan yang di makan ikan tersebut.













II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan Channa organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk mambantu mendapatkan makanan. (Manda, 2017)
Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, penunggu atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan parasit. Sedangkan berdasarkna jenis makanan yang dimakannya digolongkan menjadi ikan yang karnivor (piscivor, moluksivor, insectivore, carcinophagik), herbivore dan omnivore (Hellery, 2010).
Larva menurut Hermawan (2014), didefenisikan sebagai anak ikan yang baru menetas. Berkaitan dengan perkembangannya, larva dibedakan menjadi dua tahap yaitu pro (pre) larva adalah yang masih memiliki kantung kuning telur  dan post larva adalah masa ketika kantung kuning telur menghilang sampai terbentuknya organ-organ yang baru.
Cepat lambatnya kuning telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu sendiri. (Dino, 2013).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat       
Praktikum mengenai Analisa isi Saluran Pencernaan dan Larva Ikan dilaksanakan pada hari Senin, 23 Oktober 2017 pada pukul 08.00 – 10.30 WIB. Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat meletakkan sampel, buku penuntun, pena, pensil, serbet, gelas ukur, guntng bedah dan mikroskop beserta kelngkapanna untuk mengamati sampel. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah jenis ikan air tawar ikan Tambakan (Helestoma temmincki), dan ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri). Ikan-ikan pada objek praktikum disediakan dari laboraturium Biologi Perikanan.
3.3. Metode Praktikum
            Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, artinya pengamatan dilakukan terhadap ikan itu secara langsung. selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum Biologi Perikanan.
3.4. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam melakukan praktikum ialah seperti langkah langkah sebagai berikut:
1.        Membedah atau membelah daripada saluran pencernaan ikan.
2.        Mengeluarkan isi daripada saluran pencernaan ikan dan diletakkan dalam cawan petri untuk diencerkan dengan akuades.
3.        Meletakkan isi saluran pencernaan ikan keatas objek glass untuk diamati dibawah lensa mikroskop.
4.        Menggambarkan spesies yang terdapat pada isi saluran pencernaan ikan setelah di dapat dan diamati.
5.        Mengidentifikasikan jenis makanan alami yang terdapat pada saluran pencernaan ikan.
6.        Untuk larva ikan, mencari indukan ikan yang sudah memijah dan mengambil larva ikan, kemudian meletakkannya diatas cawan petri lalu diamati







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
       Isi saluran pencernaan dikeluarkan, maka dilakukan  penghitungan terhadap isi saluran pencernaan ikan yang sudah di tetes dengan air akuades tetes demi tetes dan dihitung dengan metode volumetrik dan diperoleh hasil berikut :
Vi  = (n / ∑n) x Vp
Dimana :
Vi  = Persentase volume satu jenis makanan.
n    = Jumlah satu jenis makanan.
∑n = Jumlah semua jenis makanan.
Vp = Volume makanan ikan.
Microcoleus Vasinatrus                 
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,3 ml
Oscivataria furmasa                      
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,15 ml
Phormidium Laminatum   
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,45 ml
Oscillata amoena              
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,3 ml
Hamoeothrix filatus           
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 1,2 ml
Oscillatoria amphibia        
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,15 ml
Nostoc Linckia       
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,3 ml
Lyngbya limeticalimm                   
Vi   = x Vp
       =  
       =  
       = 0,45 ml
Hydrocicum nameotricum 
Vi   = x Vp
       =  
       =  
            = 0,3 ml




4.2. Pembahasan
            Jenis ikan tambakan merupakan jenis ikan yang tergolong herbivora, dimana panjang dari lambung ikan ini melebihi 2 kali lipat bahkan lebih dari panjang tubuhnya. Berdasarkan metode yang digunakan untuk menganalisis isi saluran pencernaannya, maka didapatkan 9 jenis plankton yang teridentifikasi, yakni Microcoleus Vasinatrus, Oscivataria furmasa, Phormidium Laminatum, Oscillata amoena, Hamoeothrix filatus, Oscillatoria amphibia, Nostoc Linckia,  Lyngbya limeticalimm, dan Hydrocicum nameotricum.
Jenis yang mendominasi ialah Hamoeothrix filatus sebanyak 4 jenis. Jumlah volume makanan yang terdapat pada usus ikan tambakan yakni 3 ml. Jenis ikan herbivora dalam pengolahan makanan didalam saluran pencernaan biasanya memerukan waktu yang cukup panjang, oleh sebab itulah lambung pada ikan-ikan herbivora panjang.
Untuk pengamatan larva ikan, larva ikan yang diamati telah memasuki fase post larva  dimana sirip sudah terlihat dengan sempurna, bentuk tubuh sudah hampir menyerupai bentuk dewasa, mulut sudah bisa digunakan tetapi hanya bisa memakan jasad renik, dan sudah bisa bergerak dengan cepat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
            Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam analisa saluran pencernaan ikan dapat kita mengetahui bahwa apakah ikan tersebut termasuk kedalam jenis ikan herbifora, karnifora, ataupun omnifora, setelah mengamati isi daripada saluran pencernaan ikan, pada sampel ikan selais ini, ikan tersebut termasuk kedalam jenis ikan karnifora yaitu jenis ikan pemakan hewan.
            Sedangkan larva ikan yang diamati, larva ikan memiliki 2 tahap fase yaitu fase prolarva dan postlarva dimana prolarva belum memiliki bukaan mulut, sirip belum terbentuk sempurna, dan masih membawa kuning telur sebagai cadangan makanan, sedangkan postlarva sudah mulai terbentuk bukaan mulut dan beberapa organ lainnya sudah mulai terbentuk sempurna dan mulai difungsikan.
5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk melakukan praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.















LAMPIRAN







 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar