LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
ANALISA
ISI SALURAN PENCERNAN DAN LARVA IKAN
OLEH :
ARISA TRINOVIRA
BARUS
1604115508
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
LABORATORIUM BIOLOGI
PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem
pencernaan pada ikan tentu saja berbeda dengan hewan darat lainnya, mengingat
habitatnya berbeda. Ikan merupakan hewan vertebrata yang hidup di air, baik air
laut maupun air tawar. Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan
terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada
jenis ikan Channa organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya
terdapat pyloric caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang
berperan untuk mambantu mendapatkan makanan.
Larva adalah organisme yang masih berbentuk primitif atau
belum mempunyai organ tubuh lengkap seperti induknya untuk menjadi bentuk
definitif yaitu metamorfosa. Dapat disimpulkan bahwa larva adalah anak hewan
avertebrata yang masih harus mengalami modifikasi menjadi lebih besar atau
lebih kecil untuk mencapai bentuk dewasa. Pada periode larva, ikan mengalami
dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva atau postlarva. Ciri-ciri
prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transparan dengan beberapa
pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor
walaupun bentuknya belum sempurna.
Berdasarkan pertimbangan itulah praktikum dilaksanakan
agar praktikan dapat melihat seperti apa bentuk larva ikan, dan bagian
bagiannya serta bagaimana analisa saluran pencernaan pada ikan.
1.2. Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari pelaksanaan
pratikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk daripada larva ikan pada
fase prolarva maupun postlarva dan bagaimana urutan dalam saluran pencernaan
ikan dan makanan ikan tersebut.
Manfaat dari pratikum ini
adalah untuk mengenal lebih jauh lagi tentang identifikasi fase larva ikan yang
kita amati berdasaran pengamatan dan ciri cirinya serta mengetahui apakah ikan
yang di amati itu termasuk ikan yang tergolong karnivor, herbivor maupun
herbivor dengan melihat kandungan yang di makan ikan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis
besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus,
lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan Channa organ saluran
pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca. Selain itu
pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk mambantu mendapatkan
makanan. (Manda, 2017)
Berdasarkan cara mendapatkan
makanannya, maka ikan-ikan itu dapat digolongkan menjadi ikan yang bersifat
predator, pemikat, penyumpit, penunggu atau pemalas, penyaring makanan (filter
feeder), grazer dan parasit. Sedangkan berdasarkna jenis makanan yang dimakannya
digolongkan menjadi ikan yang karnivor (piscivor, moluksivor, insectivore,
carcinophagik), herbivore dan omnivore (Hellery, 2010).
Larva menurut
Hermawan (2014),
didefenisikan sebagai anak ikan yang baru menetas. Berkaitan dengan
perkembangannya, larva dibedakan menjadi dua tahap yaitu pro (pre) larva adalah
yang masih memiliki kantung kuning telur dan post larva adalah masa
ketika kantung kuning telur menghilang sampai terbentuknya organ-organ yang baru.
Cepat lambatnya
kuning telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu
ikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning
telur yang dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode
embriologi, kondisi lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses
itu sendiri. (Dino, 2013).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai “Analisa isi Saluran Pencernaan dan Larva Ikan” dilaksanakan
pada hari Senin,
23 Oktober
2017 pada
pukul 08.00 – 10.30 WIB. Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas
Riau, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat
meletakkan sampel, buku penuntun, pena, pensil, serbet, gelas ukur, guntng
bedah dan mikroskop beserta kelngkapanna untuk mengamati sampel. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai
objek praktikum adalah jenis ikan air tawar ikan Tambakan (Helestoma temmincki),
dan ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri). Ikan-ikan pada objek praktikum disediakan dari
laboraturium Biologi Perikanan.
3.3. Metode Praktikum
Dalam melakukan praktikum, metode
yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap
objek yang dipraktikumkan, artinya pengamatan dilakukan terhadap ikan itu
secara langsung. selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun
praktikum Biologi Perikanan.
3.4. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam
melakukan praktikum ialah seperti langkah langkah sebagai berikut:
1.
Membedah atau membelah
daripada saluran pencernaan ikan.
2.
Mengeluarkan isi
daripada saluran pencernaan ikan dan diletakkan dalam cawan petri untuk
diencerkan dengan akuades.
3.
Meletakkan isi
saluran pencernaan ikan keatas objek glass untuk diamati dibawah lensa
mikroskop.
4.
Menggambarkan
spesies yang terdapat pada isi saluran pencernaan ikan setelah di dapat dan
diamati.
5.
Mengidentifikasikan
jenis makanan alami yang terdapat pada saluran pencernaan ikan.
6.
Untuk larva ikan,
mencari indukan ikan yang sudah memijah dan mengambil larva ikan, kemudian
meletakkannya diatas cawan petri lalu diamati
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Isi saluran pencernaan dikeluarkan, maka
dilakukan penghitungan terhadap isi
saluran pencernaan ikan yang sudah di tetes dengan air akuades tetes demi tetes
dan dihitung dengan metode volumetrik dan diperoleh hasil berikut :
Vi = (n / ∑n) x Vp
Dimana
:
Vi = Persentase volume satu jenis makanan.
n = Jumlah satu jenis makanan.
∑n =
Jumlah semua jenis makanan.
Vp =
Volume makanan ikan.
Microcoleus
Vasinatrus
Vi =
x Vp
=
=
= 0,3
ml
|
Oscivataria
furmasa
Vi =
x Vp
=
=
=
0,15 ml
|
Phormidium
Laminatum
Vi =
x Vp
=
=
=
0,45 ml
|
Oscillata
amoena
Vi =
x Vp
=
=
= 0,3
ml
|
Hamoeothrix
filatus
Vi =
x Vp
=
=
= 1,2
ml
|
Oscillatoria
amphibia
Vi =
x Vp
=
=
=
0,15 ml
|
Nostoc
Linckia
Vi =
x Vp
=
=
= 0,3
ml
|
Lyngbya
limeticalimm
Vi =
x Vp
=
=
=
0,45 ml
|
Hydrocicum nameotricum
Vi =
x Vp
=
=
=
0,3 ml
|
4.2.
Pembahasan
Jenis ikan tambakan merupakan jenis
ikan yang tergolong herbivora, dimana panjang dari lambung ikan ini melebihi 2
kali lipat bahkan lebih dari panjang tubuhnya. Berdasarkan metode yang
digunakan untuk menganalisis isi saluran pencernaannya, maka didapatkan 9 jenis
plankton yang teridentifikasi, yakni Microcoleus Vasinatrus, Oscivataria furmasa,
Phormidium Laminatum, Oscillata amoena, Hamoeothrix filatus, Oscillatoria
amphibia, Nostoc Linckia, Lyngbya limeticalimm, dan Hydrocicum
nameotricum.
Jenis yang mendominasi ialah Hamoeothrix filatus sebanyak 4 jenis.
Jumlah volume makanan yang terdapat pada usus ikan tambakan yakni 3 ml. Jenis
ikan herbivora dalam pengolahan makanan didalam saluran pencernaan biasanya
memerukan waktu yang cukup panjang, oleh sebab itulah lambung pada ikan-ikan
herbivora panjang.
Untuk pengamatan larva
ikan, larva ikan yang diamati telah memasuki fase post larva dimana sirip
sudah terlihat dengan sempurna, bentuk tubuh sudah hampir menyerupai bentuk
dewasa, mulut sudah bisa digunakan tetapi hanya bisa memakan jasad renik, dan
sudah bisa bergerak dengan cepat.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa dalam analisa saluran pencernaan ikan dapat kita mengetahui bahwa apakah
ikan tersebut termasuk kedalam jenis ikan herbifora, karnifora, ataupun
omnifora, setelah mengamati isi daripada saluran pencernaan ikan, pada sampel
ikan selais ini, ikan tersebut termasuk kedalam jenis ikan karnifora yaitu
jenis ikan pemakan hewan.
Sedangkan larva ikan yang diamati,
larva ikan memiliki 2 tahap fase yaitu fase prolarva dan postlarva dimana
prolarva belum memiliki bukaan mulut, sirip belum terbentuk sempurna, dan masih
membawa kuning telur sebagai cadangan makanan, sedangkan postlarva sudah mulai
terbentuk bukaan mulut dan beberapa organ lainnya sudah mulai terbentuk
sempurna dan mulai difungsikan.
5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah
menguasai dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk
melakukan praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan
hendaknya melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang
sebenarnya.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar