Senin, 22 Januari 2018

laporan pengenalan morfologi spesies ikan berbeda



LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
PENGENALAN MORFOLOGI SPESIES IKAN BERBEDA




OLEH :
ARISA TRINOVIRA BARUS
1604115508
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN












LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKAN BARU
2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada praktikan sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktikum “Pengenalan morfologi spesies ikan berbeda” tepat waktunya.
            Pada kesempatan ini praktikan juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing dan Asisten yang telah banyak membantu praktikan, sehingga praktikan dapat mengatasi kesulitan baik pada saat melaksanakan praktikum maupun dalam menyelesaikan laporan ini.
            Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi kita dimasa mendatang.

Pekanbaru, 26 April 2017




Arisa Trinovira Barus








DAFTAR ISI
Isi                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................              i
DAFTAR ISI..............................................................................................             ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................            iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................            iv
 I.      PENDAHULUAN
1.1.      LatarBelakang...............................................................................             1
1.2.      Tujuan dan Manfaat......................................................................             2

II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PRAKTIKUM
3.1.      Waktu dan Tempat........................................................................             6
3.2.      Bahan dan Alat.............................................................................             6
3.3.      Metode Praktikum........................................................................             6
3.4.      Prosedur Praktikum.......................................................................             7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil.................................................................................................             8
4.2. Pembahasan.....................................................................................             9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.....................................................................................           12
5.2. Saran...............................................................................................           12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                          Halaman
1.   Hasil Pengukuran tubuh..........................................................................             9




DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                   Halaman

1.   Alat yang Digunakan...............................................................................           14

2.   Bahan yang Digunakan...........................................................................           15





 

                                                   I. PENDAHULUAN       
1.1. Latar Belakang
            Indonesia merupakan Negara maritim yaitu Negara yang ¾ bagiannya merupakan daerah Laut. Selain perairan laut, ada juga perairan yang juga terdapat di Negara Indonesia yaitu sungai, danau, dan waduk. Dapat kita bayangkan bahwa dari banyaknya perairan yang ada di Negara Indonesia akan memiliki sumber daya perairan yang beranekaragam sehingga dapat diolah baik dari jenis ikan-ikanan maupun dari hewan-hewan air lainnya.
            Spesies ikan yang terdapat di Provinsi Riau ini diperkirakan mencapai 700 spesies yang tersebar di empat sungai besar (sungai Rokan, Kampar, Siak, dan Indragiri), 11 sungai kecil lainnya dan perairan selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup pada daerah perairan laut maupun perairan tawar yang apabila diolah akan menambah sector pendapatan  bagi orang /badan yang mengelola hasil perikanan ini.
            Pengetahuan tentang pengenalan ikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam Ikhtiologi khususnya dalam kegiatan melaksanakan identifikasi, sehingga berdasarkan data yang telah diuraikan dapat dengan mudah mengelompokkan jenis-jenis ikan yang masih termasuk satu golongan ataupun pada ikan yang berlainan jenis maupun golongan.


1.2. Tujuan dan manfaat
            Tujuan dari praktikum ini adalah agar kita dapat mengidentifikasi ikan berdasarkan ketentuan ketentuan yang ada sehingga diketahui spesies ikan tersebut. Selain itu, tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah agar dapat mendeskripsikan ikan serta dapat dengan mudah menggolongkan jenis-jenis ikan yang masih termasuk satu golongan atau pun dapat membedakan dengan mudah ikan-ikan yang berlainan jenis.
            Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah kita dapat mengenal morfologi spesies ikan berbeda. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengenal morfologi ikan-ikan dari spesies yang berbeda namun masih tergolong ke dalam satu famili karena adanya kemiripan pada bentuk tubuhnya.Selain itu, mahasiswa dapat membedakan ikan yang berahang (Gnathostomata) maupun ikan yang tidak berahang (Agnatha).











II. TINJAUAN PUSTAKA
            Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Studi tentang ikan (Ichthyology) telah berkembang sejak abad ke 18 meliputi beberapa cabang utama, seperti Klasifikasi, Anatomi evolusi dan genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi dan Biokimia, Konservasi/Pelestarian. Di bidang ilmu ini keuntungan mempelajari hampir tak terbatas. (Surya, 2012)
Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya.
Ikan lele memiliki bentuk tubuh yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Ikan lele banyak dijumpai di rawa-rawa dan sungai-sungai, terutama di datarn rendah sampai sedikit payau. ikan ini memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup di air yang oksigenya rendah (Nijiyati, 1999).
            Ikan lele adalah Jenis ikan yang memiliki banyak nama dan julukan yang berbeda di beberapa negara, bahkan di indonesia, ikan lele memiliki nama yang berbeda pada beberapa daerah, hal ini disebabkan karena ikan lele termasuk jenis ikan yang memiliki banyak species, namun demikian, secara ilmiah ikan lele lebih dikenal dengan nama clarias, berasal dari kata chlaros bahasa yunani yang berarti kuat atau lincah, seperti pada kenyataannya di alam bebas, ikan lele memang terkenal lincah dan mampu bertahan hidup meskipun dalam kondisi air dan kadar oksigen yang minimum, karena ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin. 
Ikan jenis clarias termasuk ikan lele memiliki ciri tubuh yang memanjang atau lonjong, kulit tubuhnya tidak bersisik dan licin karena dilindungi oleh sejenis cairan pelindung, sirip punggungnya memanjang pada bagian punggung dan terkadang menyatu dengan ekor, sementara dibagian bawah perut juga terdapat sirip anus yang memanjang hingga ke ekor, tidak seperti tubuhnya yang lonjong, bagian kepala lele cenderung lebih gepeng dan dilindungi oleh tulang yang sangat keras, matanya terlihat hitam dan kecil disisi kiri dan kanan kepala, berada di belakang kumis atau yang sering disebut sebagai sungut peraba yang berjumlah delapan, empat disisi kiri dan empat lainnya disisi kanan, pada bagian dada, ikan lele memiliki dua buah patil, yaitu sirip yang terdiiri dari tulang yang keras dan lancip. Ikan lele biasa hidup di perairan air tawar, seperti sungai, rawa dan telaga, bahkan ikan lele juga mampu bertahan hidup di selokan got daerah perkotaan yang sudah tercemar. Ikan lele termasuk jenis ikan yang lebih aktif di malam hari, pada habitat aslinya di alam, ikan lele akan memijah pada saat musim penghujan. 
Masyarakat Indonesia dahulu hanya mengenal jenis lele lokal, kemudian sekitar tahun 1985 jenis lele dumbo masuk ke Indonesia, kualitas lele dumbo yang pada saat itu lebih unggul dibanding dengan lele lokal langsung mendapatkan tempat di hati para pembudidaya dan ternak lele di nusantara. Seiring berjalannya waktu dan dikarenakan kelalaian banyak pihak, kualitas lele dumbo mengalami penurunan, daya tahan dan pertumbuhan lele dumbo yang dibanggakan berangsur-angsur sirna, banyak para pengusaha budidaya lele kecewa, hal ini mengakibatkan lesunya dunia perlelean di tanah air. 
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)
adalah:
Kingdom         : Animalia
Sub-kingdom  : Metazoa
Phyllum           : Chordata
Sub-phyllum    : Vertebrata
Klas                 : Pisces
Sub-klas          : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Sub-ordo         : Siluroidea
Familia            : Clariidae
Genus              : Clarias

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
1.      Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2.      Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
3.      Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4.      Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5.      Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
6.      Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat       
Praktikum mengenai “Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda” dilaksanakan pada hari Rabu, 12 April 2017 pada pukul 10.30 – 12.30 WIB. Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
            Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat meletakkan sampel, penggaris untuk mengukur morfometrik sampel. Buku gambar yang tersedia dilembar kerja pada buku penuntun, pena, pensil untuk alat menggambar objek yang dipraktikumkan serta tisu gulung, serbet, dan buku identifikasi pengarang Saanin. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah jenis ikan air laut dan tawar salah satunya adalah ikan lele biasa (Clarias batrachus). Ikan-ikan pada objek praktikum disediakan dari laboratorium Biologi Perairan.
3.3. Metode Praktikum
            Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, artinya pengamatan dilakukan terhadap ikan itu secara langsung. selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum ikhtiologi dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan selama praktikum berlangsung.

3.4. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu praktikan menggambar ikan sampel yang terdapat di nampan pada meja praktek ke dalam buku gambar penuntun praktikum. Pada sudut kanan atas gambar, praktikan menulis klasifikasi ikan dari Kelas sampai Spesies dan  melengkapi dengan deskripsi ikan yang telah digambar, mulai dari bentuk tubuh ikan; posisi dan bentuk mulut; ukuran rostrum (moncong); kondisi bibir; posisi mata; sisik pada tubuh; linea lateralis; sirip-sirip; serta modifikasi sirip jika ada.













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
            Berdasarkan pengamatan selama praktikum, secara morfologi tubuh ikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal). Dari hasil pengamatan yang diperoleh ukuran panjang total (PT), panjang baku (PB), tinggi badan, panjang kepala, dan panjang tubuh.


Dan dari hasil pengamatan juga dapat di klasifikasikan bahwa ikan yang diamati adalah ikan lele biasa, berikut klasifikasinya :
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Ostariophysi
Subordo          : Siluroidae
Famili              : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias batrachus

4.2. Pembahasan
            Setelah dilakukan pengukuran pada tubuh ikan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
No
Morfologi
Ukuran
1
TL ( Total panjang badan )
23 cm
2
BDH ( Tingi badan )
3 cm
3
HDL ( Panjang kepala )
6 cm
4
FL ( Panjang ujung mulut sampai belahan ujung ekor )
-
5
SL ( Panjang ujung mulut sampai ujung ekor )
20 cm
6
Lubang hidung
1 pasang
7
Mata
1 Pasang
8
Sirip perut
1 Pasang
9
Sirip dada
1 Pasang

Berdasarkan pengamatan langsung terhadap lele biasa tersebut maka dapat dijelaskan bahwa  tubuh ikan lele terbagi atas 3 bagian, yaitu kepala (cepal), badan (abdomen) dan ekor (cauda). Bentuk tubuh dari ikan lele adalah bentuk kepalanya hampir pipih mendatar secara horizontal dan badannya berbentuk compressed (Djarijah, 2002). Ujung kepalanya berbentuk tumpul dan tidak bersisik. Mata lele berbentuk kecil dengan tepi orbital yang bebas.matanya latero-lateral atau dipermukaan dorsal tubuh yang dapat mengenali warna. Untuk memfokuskan pandangan lensa mata dapat bergerak keluar masuk. Ikan lele memiliki sepasang lubang hidung (monorhinous) yang terdapat dibagian anterior. Lubang hidung tersebut berfungsi mendeteksi bau dan sangat sensitif.
Mulut ikan lele termasuk kedalam bentuk mulut non protractile yakni tidak dapat disebulkan kedepan dan ukuran mulutnya termasuk kedalam ukuran sedang. Mulut ikan lele berada tepat di ujung hidung (terminal) dengan dilengkapi 4 pasang sungut atau berjumlah 8 yang terdiri dari 2 sungut di bibir kanan atas, 2 sungut di bibir kiri atas, 2 sungut di bibir kanan bawah, dan 2 sungut lagi berada di bibir kiri bawah (Santoso, 1994).
 Fungsi dari sungut lele tersebut yaitu sebagai alat peraba saat lele bergerak atau ketika mencari makan sehingga dengan sungut yang ada didalamnya ada indera pengecapnya ini lele mampu mengenali mangsanya walaupun mangsanya itu bersembunyi didalam ataupun didasar sungai yang berlumpur. Sungut pada ikan ini memiliki panjang hampir/mencapai permukaan sirip punggung. Ikan lele tersebut memiliki operculum yang digunakan untuk membantu memindahkan air melewati insang mereka dengan mengubah tekanan internal mereka. Memiliki gurat sisi berbentuk lurus yang berfungsi sebagai indera yang dapat mendeteksi perubahan tekanan air sehingga ikan dapat mengetahui kedudukannya didalam air dan sebagai alat keseimbangan tubuhnya.
Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip tunggal, yaitu sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada (Santoso, 1994). Disamping digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak. Pada bagian sirip dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut patil yang digunakan sebagai senjata.Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh.sirip ekor pada lele ini. Sirip ekor pada ikan lele ini yaitu rounded (bundar).
























V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa ikan lele biasa (Clarias batrachus) tergolong ke grup Gnathostomata karena memiliki rahang, ternasuk kedalam kelas osteichtyes yang subkelas nya Actinopterygii karena memiliki tutup insang (operculum), memiliki sepasang lubang hidung (monorhinous), memiliki gurat sisi, sirip ekor yang membundar, Bentuk tubuh dari ikan lele adalah bentuk kepalanya hampir pipih mendatar secara horizontal dan badannya berbentuk compressed.
Ikan lele ini juga memiliki 4 pasang sungut yang panjangnya hampir/mencapai sirip punggung yang sebagai alat peraba saat lele bergerak atau ketika mencari makan sehingga dengan sungut yang ada didalamnya ada indera pengecapnya ini lele mampu mengenali mangsanya walaupun mangsanya itu bersembunyi didalam ataupun didasar sungai yang berlumpur.
5.2. Saran
            Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.










LAMPIRAN







DAFTAR PUSTAKA
Jaelani. 2011. Pengertian Ikhtiologi. http://jen samaku.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-ikhtiologi.html (Diakses tanggal 15 April 2017 pukul 19.20)
Manda, dkk. 2016. Penuntun Praktikum Ichtyology. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan UNRI.

Rustidja. 2005. Morfologi Ikan. Universitas Sriwijaya, Palembang.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Penerbit Binacipta.Bogor.
Safari, Ani. 2015. Morfologi dan Klasifikasi ikan lele. http://www.sikpas.com/2015/12/pengertian-morfologi-dan-klasifikasi.html (diakses tanggal 15 April 2017 pukul 19.35)
Tim Agriminakultura, "Bisnis dan Budi Daya Lele Dumbo dan Lele Lokal",
            Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.





1 komentar:

  1. The Game Room at Wynn Casino | JtmHub
    The 창원 출장샵 Game Room at 성남 출장마사지 Wynn Casino is 김해 출장안마 a one-of-a-kind casino set in the desert and a casino resort on the Las 경산 출장마사지 Vegas 아산 출장안마 Strip. It offers over 3,300 table games, including

    BalasHapus