LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
PARAMETER
FISIKA DAN KIMIA I
OLEH :
ARISA TRINOVIRA
BARUS
1604115508
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
LABORATORIUM PRODUKTIVITAS
PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada praktikan sehingga dapat
menyelesaikan laporan Praktikum “Parameter Fisika dan Kimia I” tepat waktunya.
Pada kesempatan ini praktikan juga tak lupa mengucapkan terimakasih
kepada Dosen pembimbing dan Asisten yang telah banyak membantu praktikan,
sehingga praktikan dapat mengatasi kesulitan baik pada saat melaksanakan
praktikum maupun dalam menyelesaikan laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini bisa lebih sempurna dan
lebih bermanfaat bagi kita dimasa mendatang.
Pekanbaru, 16 November 2017
Arisa Trinovira Barus
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iv
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2.
Tujuan dan Manfaat...................................................................... 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE
3.1.
Waktu dan Tempat........................................................................ 6
3.2.
Bahan dan Alat............................................................................. 6
3.3.
Metode
Praktikum........................................................................ 6
3.4.
Prosedur Praktikum....................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil................................................................................................. 10
4.2. Pembahasan..................................................................................... 10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..................................................................................... 13
5.2. Saran............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................. 14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat
dan Bahan yang digunakan selama pratikum
......................... 15
2. Dokumentasi selama pratikum ....................................................... 16
3. Laporan sementara ......................................................................... 17
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Tabel pengukuran kualitas air........................................................... 10
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kehidupan akan selalu berkaitan dengan air. Untuk konsumsi manusia membutuhkan air, hewan pun
demikian, bahkan dewasa ini telah diciptakan pembangkit listrik dengan
memanfaatkan tenaga air dan hampir 75 % bumi tersusun oleh air (Unus Suriawiria, 2003).
Limnologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat
dan struktur dari perairan-perairan yang meliputi mata air, sungai, danau,
kolam dan rawa-rawa, baik yang berupaair tawar maupun air payau. Selain itu,
dikenal oreanologi yang mempelajaritentang ekosistem laut. Limnology dan
oseasologimerupakan cabang ilmu ekologi yang khusus mempelajari tentang sistem
perairanyang terdapat di permukaan bumi (Barus, 2003).
Untuk
menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter
air baik fisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu,
tingkat kecerahan, tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman. Parameter kimia
yaitu pH , O2 terlarut dan CO2 bebas. Pengukuran kualitas
air dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, danau,
teluk, delta, semenanjung dan perairan lainnya.
Dilakukannya
pengukuran kualitas air untuk mengetahui kelayakan dari air tersebut. Dalam
praktikum ini, mengukuran kualitas air dilakukan di waduk Faperika UR dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan
dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah
pengamatan. Analisis yang dilakukan menggunakan dua cara, yakni analisis secara
insitu, yaitu analisis sampel yang dilakukan langsung dilokasi pengamatan dan
analisis secara eksitu, yaitu analisis yang dilakukan di laboratorium namun
sebelumnya sampel telah diambil dilokasi pengamatan.
1.2. Tujuan dan manfaat
Tujuan
dilaksanakannya praktikum ini adalah agar kita mengetahui bagaimana cara menentukan
kualitas dari suatu perairan melalui parameter fisika maupun parameter kimia.
Adapun
manfaatnya ialah kita dapat mengetahui bagaimana kualitas perairan di Waduk
Faperika UR dan kita juga dapat memahami langkah langkah mengukur kualitas air
tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Parameter Fisika
2.1.1. Kecerahan Air
Kecerahan air merupakan
ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air
dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan secchi disk (Gusriana,2012).
Meskipun sangat
dibutuhkan, kecerahan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan terganggunya
sistem osmoregulasi, misal pernafasan dan daya lihat organism akuatik (Effendi,
2008).
2.1.2. Suhu Air
Suhu adalah parameter
fisika yang dipengaruhi oleh kecerahan dan kedalaman. Air yang dangkal dan daya
tembus cahaya matahari yang tinggi dapat meningkatkan suhu perairan. Selain itu
suhu air juga dipengaruhi komposisi substrat, kekeruhan, air tanah dan
pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan
tersebut (Tserezova,2016).
2.1.3. Warna Perairan
Warna perairan pada
umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga
penghilangan warna diperairan dilakukan dengan penambahan koagulan yang
bermuatan positif. Warna perairan juga dapat disebabkan oleh peledakan dan
fitoplankton (Effendi, 2008).
2.1.4. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan (turbidity) adalah gambaran sifat
optik air dari suatu perairan yang ditentukan berdasarkan banyaknya sinar
(cahaya) yang dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel yang ada dalam air
tersebut (Penuntun Pratikum Ekologi Perairan, 2016).
2.2. Parameter Kimia 1
2.2.1. pH (Power Hydrogen)
Derajat keasaman (pH)
adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion H+ dan menunjukkan suasana
air tersebut apakah dalam keadaan asam atau basa. Secara alamiah OH- perairan
dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa bersifat asam.
pH yang ideal bagi kehidupan biota air tawar adalah antara 6,8 - 8,5. pH
yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air makin besar,
yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat
meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi
organisme air (Robert,2013).
2.2.2. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah gas oksigen yang
terlarut dalam air yang berasal dari hasil fotosintesa oleh fitoplankton atau
tanaman air lainnya atau difusi dari udara (Penuntun
Pratikum Ekologi Perairan, 2016). Oksigen terlarut (Dissolved Oxigen = DO)
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan anorganik
dalam proses aerobic.
2.2.3. Karbondioksida Bebas (CO2)
Kandungan CO2 bebas di
udara adalah sekitar 0.03 %. Kandungan CO2 dalam air murni pada
tekanan 1 atm dan temperatur 25 0 C adalah sekitar 0,4 ppm (Alaerts
dan Santika, 1984) . Karbondioksida yang terdapat di dalam air
merupakan hasil proses difusi CO2 juga dihasilkan oleh proses
dekomposisi. (Penuntun Pratikum Ekologi Perairan, 2016).
Karbon dioksida
merupakan salah satu unsur yang penting untuk proses fotosintesis bagi
fitoplankton dan tumbuhan air berklorofil. Jumlah karbondioksida yang meningkat
akan menekan aktivitas pernafasan ikan dan menghambat peningkatan oksigen dan
hemoglobin sehingga menjadi sumber stress bagi ikan (Dono Sapari,2017).
III.
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
mengenai “Parameter Fisika dan Kimia I” dilaksanakan pada hari Jumat, 3 November 2017 pada
pukul 13.30 sampai pukul 15.00 WIB. Praktikum
dilakukan di Laboratorium Produktivitas Perairan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang dipakai pada
saat melakukan praktikum adalah Secchi disk, termometer, turbidy meter, pH
indikator, botol BOD/ winkler erlenmeyer,
botol sampel, meteran, pipet tetes, serta alat tulis.
Sedangkan bahan yang
digunakan adalah air sampel, larutan MnSO4,
larutan H2SO4,
larutan NaOH-KI, thiosulfat (N2S2O3), amilum larutan penolpthalein (Pp), dan larutan Na2CO3.
3.3.
Metode Praktikum
Metode yang digunakan
dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan metode mengambil data langsung di
lapangan, kemudian dianalisis di dalam laboratorium Produktivitas Perairan.
3.4.
Prosedur Praktikum
Berikut ini merupakan prosedur praktikum yang di
lakukan saat di lapangan :
3.4.1. Pengukuran Kecerahan
Pengukuran kecerahan
dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Pinggan secchi (Secchi disc). Pengukuran kecerahan
sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan matahari tidak tertutup awan.
Adapun prosedur pengukuran kecerahan dengan sebuah Pinggan secchi diturunkan
kedalam perairan sampai tidak kelihatan, dicatat berapa jarak dari permukaan
diperairan sampai pinggan secchi tidak terlihat dikurang jarak mata peneliti
dengan permukaan perairan (dalam a cm). Kemudian pinggan secchi ditarik sampai pinggan secchi
kelihatan dan ukur jaraknya (dalam b cm). sehingga kecerahan dapat dihitung
dengan rumus berikut :
Rumus kecerahan
(cm) =
3.4.2. Pengukuran
Suhu
Pengukuran suhu
dilakukan dengan cara mencelupkan termometer kedalam perairan. Termometer
diikat pada bagian pangkal (bukan ujung air raksa) kemudian termometer
digantung pada permukaan perairan beberapa menit dan suhu di baca setelah
termometer menunjukkan angka konstan.
3.4.3.
Kekeruhan (Turbidity)
Sebelumnya
kita harus menyediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian
isi botol dengan air sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium
untuk diukur kekeruhannya. Lalu air sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas
piala dan bandingkan dengan standar air yang menjadi patokan (standar).
Masukkan air yang menjadi patokan (standar) kedalam turbidimeter sehingga jarum
turbidimeter menunjukkan angka standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala
yang berisi air standar tadi lalu masukkan air sampel kedalam gelas piala
lainnya dan kocok. Setelah itu masukkan air sampel tersebut kedalam
turbidimeter dan atur sehingga turbidimeter menunjukkan angka konstan. Catat
hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.
3.4.4. Pengukuran DO (Dissolved
Oxygen)
Air diambil dengan
menggunakan botol BOD (125 ml), dan dijaga jangan sampai timbul gelembung udara
(bubling). Ditambahkan 1 ml reagen MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI, kemudian
botol dikocok lalu di diamkan sampai terbentuk endapan coklat. Lalu Ditambahkan
1,7 ml H2SO4, kemudian botol di kocok lagi sampai endapan
hilang. Diambil sampel air sebanyak 50 ml, lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian
di titrasi dengan larutan Na2S2O3 5H2O
(0,4 ml) sampai warna berubah kuning pucat. Selanjutnya tambahkan amilum (5
tetes) sampai terbentuk warna biru. Dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3
5H2O (0,3 ml) sehingga warna menjadi bening. Setelah itu oksigen
terlarutnya dapat dihitung dengan rumus :
3.4.5.
Pengukuran CO2 bebas
Air
sampel diambil dengan menggunakan botol oksigen dan jangan sampai terjadi
bubling. Menggunakan gelas ukur, 25 ml
air sampel diambil lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan hati-hati,
kurangi pengaruh aerasi. ditambahkan 3 tetes indikator PP, apabila warna
menjadi merah muda berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak
berwarna berarti ada CO2. Apabila ada CO2 di titrasi
dengan larutan Na2CO3 0,0454 N atau NaOH 0,0227 N sampai
terbentuk warna pink stabil.
Karbon
dioksida bebasnya dapat dihitung dengan rumus :
Na2CO3
NaOH
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Setelah dilakukan
penelitian serta perhitungan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
A.
|
FISIKA:
|
||
1
|
Suhu
|
0C
|
29
|
2
|
Kecerahan
|
Cm
|
49
|
3
|
Kekeruhan
|
NTU
|
8,94
|
B.
|
KIMIA:
|
||
4
|
Derajat keasaman (pH)
|
-
|
6
|
5
|
Oksigen terlarut
|
Mg/l
|
2,84
|
6
|
Karbon dioksida bebas
|
Mg/l
|
7,9
|
4.2.
Pembahasan
Suhu yang di
peroleh pada saat pengambilan data langsung di waduk Faperika UR adalah 29oC. Dan dapat dikatakan kondisi air yang ada di waduk
Faperika termasuk normal/baik. Karena organisme perairan seperti ikan maupun
udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20-300C. Perubahan suhu
dibawah 200C atau diatas 300C menyebabkan ikan mengalami
stres yang biasanya diikuti oleh menurunnya daya cerna (Trubus Edisi 425,2005).
Kecerahan di waduk Faperika senilai 49 cm. Dengan hasil
data tersebut dapat kita katakan bahwa kecerahan air nya tidak menunjukkan
perbedaan yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau adalah 40-85 cm dan
kecerahan pada musim hujan antara 60-80 cm. Kecerahan air dibawah 100 cm
tergolong tingkat kecerahan rendah (Akromi dan Subroto,2002).
Setelah
diukur kekeruhannya menggunakan turbidy meter maka diperoleh hasil 8,94 NTU.
Kekeruhan memiliki korelasi positif dengan padatan tersuspensi, yaitu semakin
tinggi nilai kekeruhan maka semakin tinggi pula nilai padatan tersuspensi
(Marganof, 2007).
Setelah diukur pH air waduk maka didapatkan pH nya 6. Hal
ini berarti tumbuhan air yang ada disekitar waduk dapat hidup dengan baik.
Karena jika pH <4 sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah (menurut Haslam dalam Efendi 2003).
Kadar
oksigen terlarut yang ada di waduk Faperika kita peroleh sebesar 2,89 mg/L.
Setelah diperoeh hasil tersebut maka dapat kita katakan bahwa air waduk
Faperika memiliki tingkat pencemaran ekosistem perairan yang tinggi, karena
Barus (2001) dalam Yazwar (2008) menegaskan bahwa nilai oksigen terlarut di
perairan sebaiknya berkisar antara 6,3 mg/L, makin rendah nilai DO maka makin
tinggi tingkat pencemaran suatu ekosistem perairan tersebut.
Karbon
dioksida bebas yang ada di waduk Faperika kita peroleh sebesar 7,9 mg/L.Setelah
diperoleh hasil karbon dioksida bebas maka dapat kita katakan kadar CO2
nya masih dapat di tolelir oleh ikan. Karena kadar CO2 bebas yang
bisa di tolelir oleh ikan adalah lebih dari 5 mg/L. Dapat pula sebesar 10 mg/L
asal diimbangi dengan kadar oksigennya (Barus, 2002).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum, didapatkan hasil bahwa suhu permukaan 290C,
kecerahan 49 cm, pH 6, DO 2,84 mg/L, CO2 bebas 7,9 mg/L yang menandakan perairan tersebut masih
layak untuk dihuni organisme perairan. Maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas air di waduk Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau tersebut sudah tercemar.
5.2.
Saran
Demi kelancaran dari praktikum diharapkan para
asisten untuk dapat mendampingi praktikan dalam melakukan praktikumnya supaya apabila
terjadi kekeliruan langsung dapat dibantu oleh asisten tesebut. Dan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era sekarang ini diharapkan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan
praktikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita
teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A, 2003. Pengantar
Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan
Fajri, Nur El dan
Reni Agustina. 2017. Ekologi Perairan
Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja Praktikum. Pekanbaru:Universitas Riau.
Gusriana.
2012. Sentra Edukasi Budidaya Ikan.
Jilid I.
Kasry, Adnan dkk. 2012. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru. 51
hal.
Robert. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia
Air pada Areal Budidaya Ikan di
Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa.
Sapari, Dono. 2017. Panduan Pengelolaan Air Budidaya Ikan. 16 hal.
Suriawiria, Unus. 2003. Air
dalam Kehidupan dan Lingkungan yang
Sehat.
Penerbit Alumni. Bandung.
Syukur, A.,
2002. Kualitas Air dan Struktur Komunitas Phytoplankton di Waduk Uwai.
Tserezova.
2016. Dinamika perubahan Kualitas Air
Terhadap Pertumbuhan ikan yang dipelihara di Kolam Tanah. 43 hal.
Widjanarko., 2005. Tingkat
Kesuburan Perairan. Kendari.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan yang
digunakan selama praktikum
Gelas ukur Tabung erlenmeyer Turbidy
Meter
Secchi disk Air sampel indikator PP
Larutan Na2CO3 larutan
NaOH-KI Larutan MnSO4
Lampiran 2. Dokumentasi
selama praktikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar