Senin, 22 Januari 2018

laporan parameter fisika dan kimia 1

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
PARAMETER FISIKA DAN KIMIA I
OLEH :
ARISA TRINOVIRA BARUS
1604115508
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN





















LABORATORIUM PRODUKTIVITAS PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada praktikan sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktikum “Parameter Fisika dan Kimia I” tepat waktunya.
            Pada kesempatan ini praktikan juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing dan Asisten yang telah banyak membantu praktikan, sehingga praktikan dapat mengatasi kesulitan baik pada saat melaksanakan praktikum maupun dalam menyelesaikan laporan ini.
            Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi kita dimasa mendatang.

Pekanbaru, 16 November 2017


Arisa Trinovira Barus







DAFTAR ISI
Isi                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................              i
DAFTAR ISI..............................................................................................             ii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................            iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................            iv
 I.      PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang..............................................................................             1
1.2.      Tujuan dan Manfaat......................................................................             2

II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE
3.1.      Waktu dan Tempat........................................................................             6
3.2.      Bahan dan Alat.............................................................................             6
3.3.      Metode Praktikum........................................................................             6
3.4.      Prosedur Praktikum.......................................................................             6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil.................................................................................................           10
4.2. Pembahasan.....................................................................................           10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.....................................................................................           13
5.2. Saran...............................................................................................           13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................           14


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                   Halaman
1.      Alat dan Bahan yang digunakan selama pratikum  .........................           15
2.      Dokumentasi selama pratikum  .......................................................           16
3.      Laporan sementara  .........................................................................           17









DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                          Halaman
1.      Tabel pengukuran kualitas air...........................................................           10


































                                                   I. PENDAHULUAN       
1.1. Latar Belakang
Kehidupan akan selalu berkaitan dengan air. Untuk konsumsi manusia membutuhkan air, hewan pun demikian, bahkan dewasa ini telah diciptakan pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga air dan hampir 75 % bumi tersusun oleh air (Unus Suriawiria, 2003).
       Limnologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari perairan-perairan yang meliputi mata air, sungai, danau, kolam dan rawa-rawa, baik yang berupaair tawar maupun air payau. Selain itu, dikenal oreanologi yang mempelajaritentang ekosistem laut. Limnology dan oseasologimerupakan cabang ilmu ekologi yang khusus mempelajari tentang sistem perairanyang terdapat di permukaan bumi (Barus, 2003).
      Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air baik fisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman. Parameter kimia yaitu pH , O2 terlarut dan CO2 bebas. Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, danau, teluk, delta, semenanjung dan perairan lainnya.
Dilakukannya pengukuran kualitas air untuk mengetahui kelayakan dari air tersebut. Dalam praktikum ini, mengukuran kualitas air dilakukan di waduk Faperika UR dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan. Analisis yang dilakukan menggunakan dua cara, yakni analisis secara insitu, yaitu analisis sampel yang dilakukan langsung dilokasi pengamatan dan analisis secara eksitu, yaitu analisis yang dilakukan di laboratorium namun sebelumnya sampel telah diambil dilokasi pengamatan.
1.2. Tujuan dan manfaat
                Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah agar kita mengetahui bagaimana cara menentukan kualitas dari suatu perairan melalui parameter fisika maupun parameter kimia.
            Adapun manfaatnya ialah kita dapat mengetahui bagaimana kualitas perairan di Waduk Faperika UR dan kita juga dapat memahami langkah langkah mengukur kualitas air tersebut.










II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Parameter Fisika

2.1.1. Kecerahan Air

Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan secchi disk (Gusriana,2012).
Meskipun sangat dibutuhkan, kecerahan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misal pernafasan dan daya lihat organism akuatik (Effendi, 2008).

2.1.2. Suhu Air

Suhu adalah parameter fisika yang dipengaruhi oleh kecerahan dan kedalaman. Air yang dangkal dan daya tembus cahaya matahari yang tinggi dapat meningkatkan suhu perairan. Selain itu suhu air juga dipengaruhi komposisi substrat, kekeruhan, air tanah dan pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut (Tserezova,2016).

2.1.3. Warna Perairan

Warna perairan pada umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna diperairan dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif. Warna perairan juga dapat disebabkan oleh peledakan dan fitoplankton (Effendi, 2008).

2.1.4. Kekeruhan (Turbidity)

 Kekeruhan (turbidity) adalah gambaran sifat optik air dari suatu perairan yang ditentukan berdasarkan banyaknya sinar (cahaya) yang dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel yang ada dalam air tersebut (Penuntun Pratikum Ekologi Perairan, 2016).

2.2. Parameter Kimia 1

2.2.1. pH (Power Hydrogen)

 Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion H+ dan menunjukkan suasana air tersebut apakah dalam keadaan asam atau basa. Secara alamiah OH- perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa bersifat asam. pH yang ideal bagi kehidupan biota air tawar adalah antara 6,8 - 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air (Robert,2013).
2.2.2. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah gas oksigen yang terlarut dalam air yang berasal dari hasil fotosintesa oleh fitoplankton atau tanaman air lainnya atau difusi dari udara (Penuntun Pratikum Ekologi Perairan, 2016). Oksigen terlarut (Dissolved Oxigen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan anorganik dalam proses aerobic.

2.2.3. Karbondioksida Bebas (CO2)

          Kandungan CO2 bebas di udara adalah sekitar 0.03 %. Kandungan CO2 dalam air murni pada tekanan 1 atm dan temperatur 25 0 C adalah sekitar 0,4 ppm (Alaerts dan Santika, 1984) . Karbondioksida yang terdapat di dalam air merupakan hasil proses difusi CO2 juga dihasilkan oleh proses dekomposisi. (Penuntun Pratikum Ekologi Perairan, 2016).
Karbon dioksida merupakan salah satu unsur yang penting untuk proses fotosintesis bagi fitoplankton dan tumbuhan air berklorofil. Jumlah karbondioksida yang meningkat akan menekan aktivitas pernafasan ikan dan menghambat peningkatan oksigen dan hemoglobin sehingga menjadi sumber stress bagi ikan (Dono Sapari,2017).






III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat       
Praktikum mengenai “Parameter Fisika dan Kimia I” dilaksanakan pada hari Jumat, 3 November 2017 pada pukul 13.30 sampai pukul 15.00 WIB. Praktikum dilakukan di Laboratorium Produktivitas Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah Secchi disk, termometer, turbidy meter, pH indikator, botol BOD/ winkler erlenmeyer, botol sampel, meteran, pipet tetes, serta alat tulis.
 Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sampel, larutan  MnSO4, larutan H2SO4, larutan NaOH-KI, thiosulfat (N2S2O3), amilum larutan penolpthalein (Pp), dan larutan Na2CO3.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan metode mengambil data langsung di lapangan, kemudian dianalisis di dalam laboratorium Produktivitas Perairan.
3.4. Prosedur Praktikum
Berikut ini merupakan prosedur praktikum yang di lakukan saat di lapangan :
3.4.1. Pengukuran Kecerahan
Pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Pinggan secchi (Secchi disc). Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan matahari tidak tertutup awan. Adapun prosedur pengukuran kecerahan dengan sebuah Pinggan secchi diturunkan kedalam perairan sampai tidak kelihatan, dicatat berapa jarak dari permukaan diperairan sampai pinggan secchi tidak terlihat dikurang jarak mata peneliti dengan permukaan perairan (dalam a cm). Kemudian pinggan  secchi ditarik sampai pinggan secchi kelihatan dan ukur jaraknya (dalam b cm). sehingga kecerahan dapat dihitung dengan rumus berikut :
Rumus kecerahan (cm) =
3.4.2. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara mencelupkan termometer kedalam perairan. Termometer diikat pada bagian pangkal (bukan ujung air raksa) kemudian termometer digantung pada permukaan perairan beberapa menit dan suhu di baca setelah termometer menunjukkan angka konstan.
3.4.3. Kekeruhan (Turbidity)
            Sebelumnya kita harus menyediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian isi botol dengan air sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium untuk diukur kekeruhannya. Lalu air sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas piala dan bandingkan dengan standar air yang menjadi patokan (standar). Masukkan air yang menjadi patokan (standar) kedalam turbidimeter sehingga jarum turbidimeter menunjukkan angka standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala yang berisi air standar tadi lalu masukkan air sampel kedalam gelas piala lainnya dan kocok. Setelah itu masukkan air sampel tersebut kedalam turbidimeter dan atur sehingga turbidimeter menunjukkan angka konstan. Catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.
3.4.4. Pengukuran DO (Dissolved Oxygen)
Air diambil dengan menggunakan botol BOD (125 ml), dan dijaga jangan sampai timbul gelembung udara (bubling). Ditambahkan 1 ml reagen MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI, kemudian botol dikocok lalu di diamkan sampai terbentuk endapan coklat. Lalu Ditambahkan 1,7 ml H2SO4, kemudian botol di kocok lagi sampai endapan hilang. Diambil sampel air sebanyak 50 ml, lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian di titrasi dengan larutan Na2S2O3 5H2O (0,4 ml) sampai warna berubah kuning pucat. Selanjutnya tambahkan amilum (5 tetes) sampai terbentuk warna biru. Dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 5H2O (0,3 ml) sehingga warna menjadi bening. Setelah itu oksigen terlarutnya dapat dihitung dengan rumus :
3.4.5. Pengukuran CO2 bebas
Air sampel diambil dengan menggunakan botol oksigen dan jangan sampai terjadi bubling. Menggunakan gelas ukur,  25 ml air sampel diambil lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan hati-hati, kurangi pengaruh aerasi. ditambahkan 3 tetes indikator PP, apabila warna menjadi merah muda berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2. Apabila ada CO2 di titrasi dengan larutan Na2CO3 0,0454 N atau NaOH 0,0227 N sampai terbentuk warna pink stabil.
Karbon dioksida bebasnya dapat dihitung dengan rumus :               
Na2CO3
NaOH










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Setelah dilakukan penelitian serta perhitungan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
No
Parameter
Satuan
Nilai
A.
FISIKA:
1
Suhu
0C
29
2
Kecerahan
Cm
49
3
Kekeruhan
NTU
8,94
B.
KIMIA:
4
Derajat keasaman (pH)
-
6
5
Oksigen terlarut
Mg/l
2,84
6
Karbon dioksida bebas
Mg/l
7,9

4.2. Pembahasan
Suhu yang di peroleh pada saat pengambilan data langsung di waduk Faperika UR adalah 29oC. Dan dapat dikatakan kondisi air yang ada di waduk Faperika termasuk normal/baik. Karena organisme perairan seperti ikan maupun udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20-300C. Perubahan suhu dibawah 200C atau diatas 300C menyebabkan ikan mengalami stres yang biasanya diikuti oleh menurunnya daya cerna (Trubus Edisi 425,2005).
Kecerahan di waduk Faperika senilai 49 cm. Dengan hasil data tersebut dapat kita katakan bahwa kecerahan air nya tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau adalah 40-85 cm dan kecerahan pada musim hujan antara 60-80 cm. Kecerahan air dibawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah (Akromi dan Subroto,2002).
            Setelah diukur kekeruhannya menggunakan turbidy meter maka diperoleh hasil 8,94 NTU. Kekeruhan memiliki korelasi positif dengan padatan tersuspensi, yaitu semakin tinggi nilai kekeruhan maka semakin tinggi pula nilai padatan tersuspensi (Marganof, 2007).
Setelah diukur pH air waduk maka didapatkan pH nya 6. Hal ini berarti tumbuhan air yang ada disekitar waduk dapat hidup dengan baik. Karena jika pH <4 sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah (menurut Haslam dalam Efendi 2003).
  Kadar oksigen terlarut yang ada di waduk Faperika kita peroleh sebesar 2,89 mg/L. Setelah diperoeh hasil tersebut maka dapat kita katakan bahwa air waduk Faperika memiliki tingkat pencemaran ekosistem perairan yang tinggi, karena Barus (2001) dalam Yazwar (2008) menegaskan bahwa nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6,3 mg/L, makin rendah nilai DO maka makin tinggi tingkat pencemaran suatu ekosistem perairan tersebut.
Karbon dioksida bebas yang ada di waduk Faperika kita peroleh sebesar 7,9 mg/L.Setelah diperoleh hasil karbon dioksida bebas maka dapat kita katakan kadar CO2 nya masih dapat di tolelir oleh ikan. Karena kadar CO2 bebas yang bisa di tolelir oleh ikan adalah lebih dari 5 mg/L. Dapat pula sebesar 10 mg/L asal diimbangi dengan kadar oksigennya (Barus, 2002).












V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
     Setelah melakukan praktikum, didapatkan hasil bahwa suhu permukaan 290C, kecerahan 49 cm, pH 6, DO 2,84 mg/L, CO2 bebas 7,9 mg/L yang menandakan perairan tersebut masih layak untuk dihuni organisme perairan. Maka dapat disimpulkan bahwa  kualitas air di waduk Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau tersebut sudah tercemar.
5.2. Saran
Demi kelancaran dari praktikum diharapkan para asisten untuk dapat mendampingi praktikan dalam melakukan praktikumnya supaya apabila terjadi kekeliruan langsung dapat dibantu oleh asisten tesebut. Dan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)  di era sekarang ini diharapkan sarana dan prasarana  yang mendukung kegiatan praktikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti.

 










DAFTAR PUSTAKA




Barus, T. A, 2003. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan

Fajri, Nur El dan Reni Agustina. 2017. Ekologi Perairan Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja Praktikum. Pekanbaru:Universitas Riau.
Gusriana. 2012. Sentra Edukasi Budidaya Ikan. Jilid I.
Kasry, Adnan dkk. 2012. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 51 hal.
Robert. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di
           Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa.

Sapari, Dono. 2017. Panduan Pengelolaan Air Budidaya Ikan. 16 hal.
Suriawiria, Unus. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang
            Sehat. Penerbit Alumni. Bandung.
Syukur, A., 2002. Kualitas Air dan Struktur Komunitas Phytoplankton di Waduk Uwai.
Tserezova. 2016. Dinamika perubahan Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan ikan yang dipelihara di Kolam Tanah. 43 hal.
Widjanarko., 2005. Tingkat Kesuburan Perairan. Kendari.






























LAMPIRAN














Lampiran 1. Alat dan Bahan yang digunakan selama praktikum





               
             Gelas ukur                      Tabung erlenmeyer                   Turbidy Meter






               Secchi disk                           Air sampel                        indikator PP

                                                                                                                       




         Larutan Na2CO3                 larutan NaOH-KI                   Larutan MnSO4





Lampiran 2. Dokumentasi selama praktikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar