LAPORAN
PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
MORFOMETRIK DAN PERHITUNGAN MERISTIK TUBUH IKAN
OLEH :
ARISA TRINOVIRA BARUS
1604115508
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
LABORATORIUM BIOLOGI
PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKAN BARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada praktikan
sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktikum “Morfometrik dan Perhitungan
Meristik Tubuh Ikan” tepat waktunya.
Pada kesempatan ini praktikan juga tak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing dan Asisten yang telah banyak
membantu praktikan, sehingga praktikan dapat mengatasi kesulitan baik pada saat
melaksanakan praktikum maupun dalam menyelesaikan laporan ini.
Praktikan
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan
ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi kita dimasa mendatang.
Pekanbaru, 26 April 2017
Arisa Trinovira Barus
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. iv
I.
PENDAHULUAN
1.1.
LatarBelakang............................................................................... 1
1.2.
Tujuan dan
Manfaat...................................................................... 1
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat........................................................................ 5
3.2.
Bahan dan Alat............................................................................. 5
3.3.
Metode Praktikum........................................................................ 5
3.4.
Prosedur Praktikum....................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil................................................................................................. 7
4.2. Pembahasan..................................................................................... 9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..................................................................................... 12
5.2. Saran............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Morfometrik
Tubuh Ikan......................................................................... 8
2. Meristik
Tubuh Ikan................................................................................ 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat yang Digunakan............................................................................... 14
2. Bahan
yang Digunakan........................................................................... 15
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara umum pengukuran karakter
morfometrik ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfologi dari beberapa
spesies ikan yang berbeda, atau spesies yang sama dari populasi yang
berbeda. Metode morfometrik bersama dengan metode meristik menjadi
dasar dalam pengklasifikasian ikan pada awal mula ilmu taksonomi ikan
berkembang.
Secara umum morfometrik terbagi dua
yaitu tradisional morfometrik dan trussnetwork morfometrik. Metode pertama
adalah metode yang pertama dikembangkansedangkan metode yang kedua adalah
metode yang kemudian dikembangkan.Setiap ikan mempunyai ukuran yang
berbeda-beda, tergantung pada umur, jeniskelamin, dan keadaan lingkungan
hidupnya.
Faktor-faktor lingkungan yang
dapatmempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman
(pH) air,suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendiri
sendiri secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang
sama namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda.
1.2. Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan praktikum ini yaitu
untuk melatih mahasiswa agar dapat mengetahui bagaimana cara mengukuran
morfometrik dan meristik pada tubuh ikan.
Manfaat yang diperoleh dari
praktikum ini selain mengetahui klasifikasi ikan yang diamati yaitu dapat
menambah pengetahuan mahasiswa tentang susunan, bentuk dan jumlah linea
lateralis, mengetahui bagaimana cara untuk menghitung sisik serta ukuran
morfometrik pada tubuh ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan
Tambakan (Helostoma temminckii) memiliki bentuk mulut proctractile yaitu mulut
dapat disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil, rahang atas dan bawah
sama, bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam. Ikan tambakan
menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya terletak pada
ketinggian 150 – 750 meter dari permukaan laut. Kisaran temperatur 25 – 30
derajat celsius dan pH netral (Lesmana, 2007).
Ikan
tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertical. Sirip punggung dan sirip
analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hamper serupa. Sirip ekornya sendiri
berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung keluar, sementara sirip dadanya
yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Dikedua sisi tubuhnya
terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal
celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar 43-48
sisik yang menyusun gurat sisi tersebut. Ikan tambakan bisa diketahui bisa
tumbuh hingga ukuran 40 sentimeter (Daelami, 2006).
Ada
dua jenis ikan tambakan berdasarkan warnanya, namun mereka masih termasuk dalam
spesies yang sama: ikan tambakan berwarna hijau dan ikan tambakan berwarna
pucat atau merah muda. Belakangna ada dua jenis ikan tambakan yang ukurannya
lebih kecil dari ikan tambakan kebanyakan dan bentuknya bundar nyaris
menyerupai balon. Kemampuan untuk mengetahui umur dari suatu individu ikan
telah dimulai beberapa ratus tahun lalu. Dengan mengetahui umur ikan dan
komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui keberhasilan
atau kegagalan reproduksi dan bila umur ikan diketahui dengan tepat maka
analisa pertumbuhan ikan dilakukan dengan baik, meskipun pertumbuhan setiap
individu ikan selanjutnya dipengaruhi faktor-faktor lingkungannya (Pulungan,
2006).
Sistematika
ikan tambakan (Helostoma teminckii) menurut Bahar (2006),
adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
:
Osteichthyes
ordo
:
Anabantoidea
famili
:
Helostomatidae
genus
: Helostoma
spesies
: Helostoma
teminckii
Ikan
tambakan memiliki badan yang oval memanjang dan gepeng. Bentuk badan tinggi dan
gepeng, sirip dorsal panjang dengan 16-18 jari keras dan 13-16 jari lunak,
sirip anal dengan 13–15 jari keras dan 17–19 jari lunak. Sirip dada besar,
membulat dan sirip ekor cekung. Garis sisi terbagi atas 2 bagian, bagian
posterior mulai di bawah ujung bagian anterior, melalui 43–48 sisik. Sisik
badannya kecil, bermulut mungil dengan bibir tipis dan dapat dijulurkan. Di
daerah Priangan terdapat dua macam varietas ikan “gibas” “kanyere”
(Mandala, 2005).
Ikan
tambakan varietas gibas pertumbuhannya lebih cepat dan ukurannya jauh lebih besar
dari kanyere. Varietas kanyere berwarna kebiru-biruan sampai biru tua. Karena
beberapa sifat yang lebih baik tersebut, ikan tambakan varietas gibas lebih
banyak dipelihara orang (Bahar, 2006).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai “Morfometrik dan perhitungan
Meristik Tubuh Ikan” dilaksanakan
pada hari Rabu, 19 April 2017 pada pukul 10.30 – 12.30 WIB. Praktikum dilakukan di
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas
Riau, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat meletakkan
sampel, penggaris untuk mengukur morfometrik sampel. Buku gambar yang tersedia dilembar
kerja pada buku penuntun, pena, pensil untuk alat menggambar objek yang
dipraktikumkan serta tisu gulung, serbet,
dan buku identifikasi pengarang Saanin.
Sedangkan bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah jenis ikan air
laut dan tawar salah satunya
adalah ikan tambakan (Helostoma
temmincki). Ikan-ikan pada objek praktikum disediakan dari laboratorium Biologi
Perairan.
3.3. Metode Praktikum
Dalam melakukan praktikum, metode
yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap
objek yang dipraktikumkan, artinya pengamatan dilakukan terhadap ikan itu
secara langsung. selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun
praktikum ikhtiologi dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan hasil
pengamatan selama praktikum berlangsung.
3.4. Prosedur Praktikum
Adapun
prosedur kerja pada praktikum ini yaitu praktikan menggambar ikan sampel yang
terdapat di nampan pada meja praktek ke dalam buku gambar penuntun praktikum. Pada sudut kanan atas gambar, praktikan
menulis klasifikasi ikan dari Kelas sampai Spesies dan
melengkapi dengan deskripsi ikan yang telah digambar, mulai dari bentuk tubuh ikan; posisi dan bentuk
mulut; ukuran rostrum (moncong); kondisi bibir;
posisi mata; sisik pada tubuh; linea lateralis; sirip-sirip; serta modifikasi
sirip jika ada. Dan menghitung morfometrik dan meristik pada tubuh ikan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
|
|
Dan
dari hasil pengamatan juga dapat di klasifikasikan bahwa ikan yang diamati
adalah ikan tambakan (Helostoma temmincki),
berikut klasifikasinya :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
:
Osteichthyes
ordo
:
Anabantoidea
famili
:
Helostomatidae
genus
: Helostoma
spesies
: Helostoma
teminckii
Setelah
dilakukan pengukuran dan pengamatan pada tubuh ikan maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
|
No
|
Morfometrik
|
Ukuran (mm)
|
Persentase (%)
|
|
1
|
Panjang Total
|
1,5
|
136
|
|
2
|
Panjang Baku
|
1,1
|
100
|
|
3
|
Panjang kepala bagian dorsal
|
0,35
|
32
|
|
4
|
Panjang kepala bagian lateral
|
0,35
|
32
|
|
5
|
Panjang pre dorsal
|
0,15
|
14
|
|
6
|
Panjang pangkal ekor-dorsal
|
-
|
-
|
|
7
|
Panjang pangkal ekor-anal
|
-
|
-
|
|
8
|
Panjang anal-pelvik
|
0,1
|
9
|
|
9
|
Tinggi kepala di mata
|
0,35
|
32
|
|
10
|
Tinggi kepala di tengkuk
|
0,5
|
45
|
|
11
|
Tinggi badan di pelvic
|
0,5
|
45
|
|
12
|
Tinggi badan di awal dorsal
|
0,5
|
45
|
|
13
|
Tinggi badan di akhir anal
|
0,2
|
18
|
|
14
|
Tinggi batang ekor
|
-
|
-
|
|
15
|
Tinggi dasar ekor
|
0,25
|
23
|
|
16
|
Diameter bola mata
|
0,05
|
5
|
|
17
|
Panjang dasar sirip pectoral
|
0,35
|
32
|
|
18
|
Panjang dasar sirip dorsal
|
0,7
|
64
|
|
19
|
Panjang sirip pelvic
|
0,05
|
5
|
|
20
|
Panjang dasar sirip anal
|
0,6
|
54
|
|
21
|
Panjang sungut
|
-
|
-
|
|
22
|
Panjang jari sirip dorsal terpanjang
|
0,8
|
73
|
|
23
|
Panjang jari sirip pectoral terpanjang
|
0,6
|
54
|
|
24
|
Panjang cuping sirip ekor
|
0,4
|
36
|
|
No
|
Meristik
|
Jumlah
|
|
1
|
Jari-jari lemah
|
48
|
|
2
|
Jari-jari lemah mengeras
|
25
|
|
3
|
Jari-jari keras
|
32
|
|
4
|
Sisik depan sirip punggung
|
13
|
|
5
|
Sisik pipi
|
10
|
|
6
|
Sisik di sekeliling badan
|
15
|
|
7
|
Sisik batang ekor
|
9
|
|
8
|
Sisik pada garis rusuk
|
24
|
|
9
|
Sisik atas dan bawah garis rusuk
|
13
|
4.2.
Pembahasan
Dari hasil pengukuran morfometrik
tubuh ikan tambakan, maka panjang pangkal ekor-dorsal dan panjang pangkal
ekor-anal tidak dapat diukur karena sirip ekor dan sirip punggung nya menyatu
begitupun dengan sirip ekor dan sirip anal (Irawati,1993).
Panjang
total ikan tambakan yang didapat 15 cm yg di ukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan ujung ekor paling
belakang. Kemudian panjang baku ikan yang di dapat 11 cm yang diukur jarak
antara ujung kepala yang terdepan sampai pelipatan ekor. Panjang kepala 3,5 cm
diukur dari jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan ujung terbelakang
operculum. Panjang predorsal 1,5 cm. Tinggi badan 5 cm diukur dari tinggi yang diukur pada tempat
tertinggi antara dorsal dan ventral. Tinggi kepala 5 cm diukur dari jarak antara
pertengahan pangkal kepala dengan pertengahan kepala bagian bawah. Diameter
mata 0,5 cm diukur dari panjang garis tengah (diameter) rongga mata. Tinggi
dasar ekor 2,5 diukur dari kedua sisi batang ekor. Panjang dasar sirip dorsal 7
cm diukur dari awal sampai kebagian akhir sirip dorsal. Panjang dasar sirip
pectoral 3,5 cm diukur dari bagian dasar yang paling kemuka sampai ke puncak
sirip. Panjang siri pelvic 0,5 cm diukur dari dasar sirip pelvic sampai ujung
sirip pelvic. Serta panjang dasar sirip anal 6 cm diukur dari awal sampai
kebagian akhir dasar sirip anal.
Hal ini
sesuai pernyataan Hardanto
(1979) bahwa Pada pengukuran ikan yang
menunjukan besar ataupun kecilnya ikan. Ikan dapat dikatakan besar apabila panjangnya lebih dari 10 cm,
pengukuran yang dimaksud yaitu panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai
dengan ujung ekornya yang disebut panjang total. Berarti dibawah dari 10 cm maka ikan tersebut termasuk golongan
ikan kecil.
Secara meristik pengamatan dilakukan berdasarkan jumlah
jari-jari pada sirip yang terbagi dalam 3 jenis yaitu jari-jari sirip keras,
jari-jari sirip lemah mengeras, dan jari-jari sirip lemah. Jari-jari sirip
keras secara umum tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), dan tidak dapat
dibengkokkan. Biasanya jari keras ini berupa duri dan berupa alat untuk
mempertahankan diri. jari-jari lemah mengeras kurang lebih seperti tulang
rawan, mudah dibengkokkan dan berbuku-buku. Bentuknya berbeda-beda tergantung
dari jenis ikannya. Jari-jari lemah mengeras ini sebagian keras, bergerigi,
bercabang, dan saling berdekatan satu sama lain atau menempel. Sedangkan
jari-jari sirip lemah merupakan jari-jari sirip yang elastic, transparan,
beruas-ruas dan bercabang pada ujungnya. (Rahardjo,1985)
Hasil perhitungan jari-jari sirip
dapat kita simbolkan seperti tertera di bawah ini (Penuntun Praktikum, 2017) :
D XVI,7,8 ; A XIV,4,13 ; V II,10,- ; C -,2,11 ; P -,2,16
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil dan
pembahasan praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan tambakan (Helostoma
temmincki) memiliki keadaan tubuh yang berbeda dari ikan lainnya sesuai
dengan bagaimana caranya hidup didalam lingkungannya. Tiap spesies ikan
mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara spesies yang satu dengan spesies yang lain.
Salah satu perbedaan dapat dilihat dari jumlah jari – jari
sirip, susunan linea lateralis, bentuk linea lateralis, dan jumlah
sisik pada ikan.
Tidak semua ikan yang terdapat
di alam mempunyai kelima sirip tersebut di atas secara
sempurna. Serta terdapat juga perbedaan yang mendasar rmengenai
jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah dari sirip ikan tersebut.
5.2. Saran
Sebelum
melakukan praktikum, sebaiknya
praktikan sudah menguasai dan memahami teori yang akan di
praktikumkan atau cara untuk melakukan praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum,
praktikan hendaknya melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil
yang sebenarnya.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Budidaya Ikan Tambakan http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.co.id/2013/11/budidaya-ikan-tambakan.html (diakses tanggal 19 April 2017 pukul 19.35)
Bahar, H. 2006. Sumberdaya Perikanan Indonesia. Galia
Indonesia : Jakarta.
Hardanto. 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari
Grafika, Bandung.
Manda P,
Ridwan., etal. 2016. Penuntun
Praktikum Ikhtiologi.
Universitas Riau.
Pekanbaru
Mandala, J.
2005. Budidaya Perairan. Penebar
Swadaya : Jakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan.
Penerbit Binacipta.Bogor.
Jaelani. 2011.
Pengertian Ikhtiologi. http://jen samaku.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-ikhtiologi.html (Diakses
tanggal 15 April 2017 pukul 19.20)
Pulungan, C.
P. 2006. Penuntun Praktikum Biology Perikanan. Universitas Riau.
Pekanbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar